Ibu, Seseorang yang Diutus Oleh Tuhan untukmu, Bahkan Al-Quran Menorehkan Tempat Terbaik Hanya Untuknya!


وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Ketika buah hati yang diidam-idamkan telah hadir, kebanyakan orangtua akan memberikan yang terbaik untuk perkembangan buah hati tersebut. Dari memberikan ASI ekslusif hingga memberikan perhatian, kasih sayang seorang ibu dan ayah yang selalu tercurahkan kepadanya. Tetapi tidak semua bayi beruntung dapat dibelai dalam kehangatan cinta seorang bunda. Bergesernya peran seorang ibu yang baru saja melahirkan, dengan profesi yang tidak kalah penting dan tidak dapat ditinggalkan yaitu bernama karier.

Entah bekerja untuk membantu ekonomi keluarga karena suami masih kurang dalam hal menafkahi secara finansial. Ada pula yang tidak bisa meninggalkan karier yang telah lama dibangun, ‘sayang’ ijazah serta tunjangan-tunjangan kesejahteraan yang begitu besar dan menggiurkan. Daripada harus melebur dengan ompol setiap harinya. Peran yang hilang ini pun menjadi faktor anak-anak besar di tangan ‘bukan orangtuanya’. Tentu hal ini akan berpengaruh pada masa depan anak-anak.

Semoga peran ibu yang selalu berada di setiap tumbuh kembang anaknya, mendidik dengan cinta dan membekali ilmu agama menjadikan anak-anak menjadi generasi insani. Kepada para ayah yang telah berjuang bersusah payah mencukupi segala kebutuhan keluarga kecilnya, semoga selalu mendapat rezeki yang berlimpah-limpah dan pahala penuh berkah. Anak adalah titipan Ilahi, yang telah diberikan kepada kita. Selayaknya tempat penitipan barang, kita tidak akan sembarang menyerahkan tas kita yang berisi berlian, emas atau segepok uang. Akan ada perasaan bagaimana tas kita bila dirusak, barang-barang berharga ada yang dicuri, bahkan raib tak tersisa.

Bagaimana dengan anak kita, apakah kita rela meninggalkannya pada oranglain? Belajar dari seekor binatang yang merawat anaknya sendiri, tidak dititipkan apalagi dibuang. Selayaknya kita manusia yang diberi keistimewaan akal dan budi pekerti, seharusnya bisa lebih memiliki hati nurani. Di mana anak adalah amanah yang harus kita jaga, didik dan rawat. Seperti bayi yang baru lahir, masih memerlukan ASI sebagai sumber makanannya, membutuhkan orang yang selalu merawatnya dengan cinta ketika sedang sehat maupun sakit, ketika buang air kecil ataupun buang air besar, dan ketika ingin digendong dalam pelukan hangat seorang ibu. Karena dari seorang ibu yang bahagia dalam merawat buah hatinya akan tumbuh generasi cerdas dan penuh cinta.

Terima kasih banyak untuk para ibu yang berjuang berada pada ‘tempatnya’ di saat terjangan ekonomi yang semakin sulit. Terima kasih kepada para ibu yang rela melepas gelar pendidikannya dan hanya menyematkan diri sebagai ibu rumah tangga. Karena mereka adalah ibu-ibu yang berjuang, belajar dan terus belajar dalam ilmu rumah tangga yang tiada tepi. Mereka adalah ibu sederhana yang menelan ego dunia untuk hidup sederhana. Mengelola tenaga untuk urusan domestik rumah tangga yang tidak ada habisnya. Berusaha menjadi ibu yang sempurna bagi anak-anaknya.

Subscribe to receive free email updates: